Jumat, 26 Februari 2021

Jingga

"Aku jelek banget ga sih dav?"

Pertanyaan itu akhir akhir ini seringkali terlontar dari dia, sesosok perempuan yang sudah 3 tahun ini menjadi sahabatku, bahkan sudah jalan 3,5 tahun ini sosoknya lah yang bisa dibilang paling akrab denganku. 

"Kenapa memang? gaada yang salah dari kamu, insecure amat sih jadi cewe." 

Aku tidak berbohong, tidak ada yang salah dari fisik seorang Jingga, mata bulat yang selalu memancarkan senyum, hidung yang ga terlalu mancung tapi juga tidak bisa dibilang pesek, dan juga kulit kuningnya yang entah mengapa tidak menghitam seperti diriku walaupun sering hunting foto bareng dibawah sinar matahari.


"Ini nih, biasa Saka. Mentang-mentang kita lagi berantem terus dia ngerepost di story IGnya gitu postingan selebgram Kanya Kezaldine terus dia kasih tulisan *future*. Kesel banget ga sih dav!"

Ya, sahabatku itu sudah berpacaran dengan Saka, bahkan sebelum dia bersahabat denganku. Aku sendiri baru mengenalnya ketika hunting foto di daerah Sudirman beberapa tahun lalu. tapi entah kenapa akhir-akhir ini mereka sering kali bertengkar, entah karena hal kecil atau tindakan kecil yang tidak disengaja. 

"Yaudah biarin aja, toh juga itu halunya cowo cowo, si Kanya kan cantik Ga, ya wajar aja lah"
"Cakepan mana sama aku?"
Aku tersenyum.

Jingga, andai kamu tau betapa aku ingin merasakan tatapan yang dimiliki Saka ketika ditatap oleh mata indahmu. 
Iya aku, si bodoh yang mencintai sahabatnya sendiri didalam hening, memuja didalam diam.

"Ya cakepan Kanya lah, orang dia selebgram, masa disamain ama fotografer sun-smelled kaya kamu."

"Dih gajelas, dah ah yuk, cabut"

"Yah malah badmood, eh sini aku fotoin mau ga? biar ga badmood terus"

"Awas ya hasilnya jelek"
"Yee itu mah tergantung mukamu Jingga"

Lalu hari itu terlalui dengan bertambahnya foto foto Jingga di kameraku, yang tanpa sepengetahuannya kukumpulkan dalam satu folder sebelum kukirimkan kepadanya. Yang sering membuatku meringis karena Tuhan hanya mengizinkanku memiliki foto dan rasa yang aku simpan hingga saat ini.




"Aku cantik ga sih,Dav? Kok tumben kamu daritadi ga semangat banget fotoin aku ga kaya biasanya"
Kamu.Cantik.Banget.Jingga

Aku hanya bisa tersenyum getir, melihat kamu cantik luar biasa dalam balutan kebaya pernikahanmu, dan Saka yang gagah dalam balutan jas pernikahan. Kalian luar biasa indah, dan akulah yang diizinkan Tuhan membingkai keindahan ini dalam bentuk lembaran foto. Aku, dan juga basah mataku ketika bersirobok tatap denganmu yang seolah berkata

"Dav, aku bahagia banget"

Aku bahagia juga Jingga, seandainya aku yang disana mendampingi kamu sampai akhir nanti, bukan dia.

"Daaaaaaaav makasih ya udah jadi sahabat terbaik dihidup aku, makasih juga kamu udah yakinin aku buat selalu mempertahankan cinta jika itu buat kita bahagia. Itu yang buat aku yakin kalau aku bakal nikah sama Saka dan beneran sekarang aku jadi nyonya Saka!!!" Serunya sambil memeluk aku erat, diiringi tatapan terimakasih Saka yang penuh arti.

Ya, aku. Si bodoh yang sok-sokan mendikte Saka di pertemuan kami di coffee shop dekat kantor Saka.

"Sak, perempuan hanya butuh kepastian. lama-sebentar hubungan asal ujungnya pasti, perempuan gaakan bawel. Wajar Jingga bawel orang lo sama dia ribut baekan terus bertahun-tahun, udah 4 tahun lebih loh lo sama dia bro."

"Gw gayakin bisa bikin dia bahagia dengan gue yang bukan siapa-siapa ini Dav"

"Ya itu balik lagi ke lo, cuma lo gatau kan siapa yang lagi nunggu Jingga dan akan langsung nyamber dia kalo lo gini terus"

"Maksud lo apa Dav?"

"Ya mana tau ada orang yang juga diem-diem suka sama Jingga dan deketin, ati-ati aja bro."

Iya Saka, gue. Gue orangnya. Gue yang akan bikin Jingga bahagia kalo lo terus seperti ini.

dan yak, Saka melamar Jingga 3 hari setelah itu.

"Bro, she said YES!! Thanks for your advice bro"


"Dav? Kamu nangis?"

"Gapapa Jingga, aku bahagia banget sahabatku bahagia. Kalian harus langgeng ya, janji sama aku?"

"Iya janji, iya kan sayang?

Saka mengangguk penuh senyum bahagia.

Aku berusaha mengambil gambar dan objek lain di acara itu, tapi hati dan fikiranku hanya tertuju pada Jingga. Jinggaku yang kini menjadi Jingganya Saka. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar